Keliling Singapura Jangan Lupa Singapore Tourist Pass
By Food Travel Zone - December 22, 2017
Untuk kedua kalinya saya ke Singapura pada Bulan April 2017 lalu. Pertama ke Singapura 2002. Tentu perbedaan kondisinya terlihat jelas. Makanya pangling banget saat berkunjung yang kedua kalinya.
Kali ini, kunjungan karena ada undangan menghadiri event seminar selama dua
hari. Tentunya ini berkah ngeblog
karena seluruh akomodasi dibiayai pihak penyelenggara. Biar ada teman, saya
mengajak Sekar ikut serta. Lumayan kan, tinggal mengeluarkan biaya tiket pulang
pergi saja untuk Sekar.
Karena budget semua
akomodasi diserahkan ke saya, jadi saya bisa mengatur tiket, hotel, transportasi selama di sana secara mandiri.
Jika pintar-pintar menghemat kan lumayan banyak lebihnya (otak akuntansi mulai
jalan hahaha).
Dari jauh hari,
tepatnya dua minggu setelah menerima undangan, saya sudah cari banyak informasi
baik melalui teman yang sering ke sana maupun dari blog orang lain yang
mengulas tenang Singapura.
Persiapan yang harus
dilakukan jika ke Singapura harus matang. Ini penting karena menyangkut budget jika ingin pengeluaran wajar,
kalau bisa hemat tapi jalan-jalan tetap happy.
Tukar
Mata Uang Dolar Singapura di Money Changer terpercaya dengan
nilai tukar yang tidak merugikan kita. Money Changer yang worth bisa dicari
informasinya dari teman yang sering menukarkan mata uang asing. Jangan melalui
calo.
Beli
tiket pesawat pulang pergi, Biar lebih tenang.
Pilih saja pesawat sesuai kemampuan anggaran. Menurut saya, pesawat-pesawat
dengan harga miring juga termasuk bersih dan nyaman. Yang penting bukan di
dalam pesawatnya tapi daerah tujuannya. Kita niat ke Singapura ingin melihat
pemandangan dan budaya masyarakatnya kan?
Pilih hotel dekat Stasiun MRT atau Terminal Bus, Jika hotel lokasinya dekat stasiun MRT atau terminal bus, apalagi jika menggunakan Sngapore Tourist Pass, akan memudahkan saat ingin menjelajah Singapura dan tidak perlu mengeluarkan budget tambahan taksi.
Pilih hotel dekat Stasiun MRT atau Terminal Bus, Jika hotel lokasinya dekat stasiun MRT atau terminal bus, apalagi jika menggunakan Sngapore Tourist Pass, akan memudahkan saat ingin menjelajah Singapura dan tidak perlu mengeluarkan budget tambahan taksi.
Colokan
Kaki Tiga, Barang ini sepele tapi penting. Buat
charger handphone atau laptop, saklarnya di sana biasanya ada tiga lubang. Maka
dari itu bawa dari rumah saja jika tak mau jebol karena harus beli colokan di
sana. Tapi untungnya, hotel tempat saya menginap menyediakan colokan kaki tiga
ini dan bisa dipinjam.
Bawa
sandal teplek atau sandal jepit, Biar acara
jalan-jalannya nyaman karena menikmati pedestrian di sana lebih asyik jadi
jangan ganggu keasyikkan dengan sepatu lecet.
Imigrasi,
Siapkan
paspor dan formulir yang harus diisi. Supaya proses imigrasi lancar, ketika
melewati pintu pemeriksaan, sebaiknya jam tangan, handphone, ikat pinggang dan
sepatu yang mengandung material besi dilepas saja. Biarkan masuk satu paket dalam
area pemeriksaan.
Dalam
Airport, Bandara Changi luas dan terbagi antara Terminal 1,2
dan 3. Karena saya dan Sekar tiba di Terminal 1 dan harus membeli Singapore Tourist Pass di Terminal 3,
maka kami naik Sky Train yang disediakan gratis. Sebelum naik Sky Train,
sebaiknya nikmati dulu suasana Changi yang moderen dan asri. Setiap sudut terdapat kebun-kebun dengan tumbuhan asli. (Gak apa-apa
norak. Belaga cool saja tapi di hati
jerit-jerit).
Membeli Singapore Tourist Pass (STP) sebaiknya
sesuaikan dengan kebutuhan. Ada pilihan untuk ini. Bisa beli untuk 1,2 atau 3
hari dan ini unlimited! Bisa digunakan untuk MRT dan Bus. Dengan paket ini,
kartu berlaku unlimited mau naik MRT
atau Bus sampai keliling Singapura juga tetap harganya segitu.
Kalau saya, pilih untuk
dua hari karena di sana cuma tiga hari dua malam. Harga STP untuk dua hari per
orang nya adalah SGD 26. Dengan rincian, SGD 16 untuk tarif unlimited dan SGD
10 untuk deposit. Uang deposit ini bisa dikembalikan pada saat masa berlaku
kartu habis. Jadi, lumayan kan?
Cara menggunakan STP
ini tinggal Tap saja untuk MRT seperti di pintu KRL atau Transjakarta. Kalau
Bus, tap kartunya di dalam pintu masuk di dekat sopir jika turun, tap kembali
di pintu ke luar di tengah bus.
Walaupun di Singapura
kebanyakan ramah warganya, tapi tidak semua. Kalau gak mau bete karena dijawab
ketus atau direspon buang muka, mendingan andalkan saja peta jalur bus atau MRT
yang dikasih saat membeli STP. Di Singapura gak perlu takut kalau tersesat.
Aman sentosa pokoknya.
Saya dan Sekar sampai
di Singapura jam 5 sore waktu setempat. Kami langsung check in hotel taruh barang lalu balik ke Bugis Street. Jalan-jalan
dan kelilng Singapura naik bus sampai Sembawang yang jauh entah di mana. Sebab
kami keliling naik bus dari pukul 8 malam hingga 12 malam. Sampai di terminal
Bugis Street, kami sengaja tidak nyambung bus lagi tapi jalan kaki ke hotel.
Jam 12 malam masih seliweran orang pulang kerja. Gak ada takutnya walau jalan
kaki tengah malam.
Apalagi jika punya STP.
Tinggal naik MRT atau Bus nyambung-nyambung gak perlu bayar lagi. Oh ya, MRT
dan Bus beroperasi hingga pukul 12.30 waktu setempat. Paginya mulai pukul 05.00
kembali beroperasi.
Lokasi acara
saya di Marina Bay Sands, maka saya dan Sekar memilih menginap di daerah Bugis
tepatnya di Jalan Sultan. Biar dekat ke pusat perbelanjaan dan kuliner Bugis
Street ceritanya. Padahal kami berdua gak hobi belanja. Tapi ya, seru saja. Dan
jika ke acara utama, tidak begitu jauh. Hanya terpaut tiga stasiun saja dari
hotel.
Di sana nyaman sekali
buat jalan kaki. Tertib dan bersih. Di sepanjang jalan terdapat mural-mural
menarik untuk difoto. Oh ya, di sepanjang Jalan dari Stasiun MRT Bugis Street
menuju Jalan Sultan, banyak hal menarik yang membuat saya berhenti sejenak di
setiap tempat.
Misalnya, di pinggir
jalan ada pemakaman penduduk rumpun Melayu yang model nisan nya seperti di Jawa
Tengah dan Jawa Timur, ada Masjid Malabar yang terlihat banyak aktivitas di
dalamnya. Lalu ada restoran sup tulang yang kesohor di sana juga ada museum
sejarah.
Biarpun punya STP,
jangan lewatkan untuk menikmati Singapura dengan berjalan kaki karena begitu
banyak hal menarik yang bisa ditemui.
Makanan, di
Singapura tak susah menemukan makanan halal sebab di sana banyak restoran
Muslim atau Budha yang umumnya makanannya halal. Penjual makanan di sana juga
suka memberitahu tempat mana yang halal. Jadi, cukup tenang untuk soal makan.
Laksa |
Jika ke negara tetangga,
menu wajib saya adalah Laksa. Sajian Mie berkuah santan dengan bumbu rempah yang
khas dibubuhi limau kesturi, jeruk kecil yang asam dan membri efek gurih. Laksa
sering membuat saya kangen. Laksa Singapura dan Laksa Malaysia tak jauh
berbeda.
Saya pertama kali menyantap laksa di Johor. Ternyata laksa di setiap daerah rasanya berbeda. Kalau di Johor, laksa memakai daum kesum yang wanginya khas. Sepertinya saya belum menemukan daun kesum di Indonesia. Kalau limau kesturi saya pernah temui di Bengkulu dan Kalimantan. Di Bengkulu, namanya jeruk kalamansi. Selain untuk penyedap makanan jeruk ini bisa sebagai bahan pembuat minuman.
Saya pertama kali menyantap laksa di Johor. Ternyata laksa di setiap daerah rasanya berbeda. Kalau di Johor, laksa memakai daum kesum yang wanginya khas. Sepertinya saya belum menemukan daun kesum di Indonesia. Kalau limau kesturi saya pernah temui di Bengkulu dan Kalimantan. Di Bengkulu, namanya jeruk kalamansi. Selain untuk penyedap makanan jeruk ini bisa sebagai bahan pembuat minuman.
Salah satu mural pinggir jalan |
Pusat Belanja Bugis Street |
Belanja
Hati-hati kalau ke
Bugis Street, mata uang dalam jumlah satuan dolar yang jauh sama nilai rupiah
yang satuannya bisa ribuan hahaha. Misalnya ada barang harganya SGD 3 atau SGD
5 hati-hati, itu bukan 3 ribu atau 5 ribu rupiah tapi puluhan ribu. Kalau lupa
ngitung bisa kalap soalnya.
Menurut saya, kalau
belanja baju, tas dll mendingan di Indonesia saja. Soalnya barang-barangnya di
sana kebanyakan Made In Indonesia
terutama dari Bandung.
Tapi kalau belanja
oleh-oleh makanan seperti cokelat, permen ya oke lah. Harganya juga lumayan
miring dibanding harga di Indonesia.
Untuk cerita lainnya
ditunggu di artikel selanjutnya ya.
BERSAMBUNG
3 comments
Duh, aku tuh ya kalo ke Singapura selalu males belanja... Boros dimakan biasanya hehehe... Dan kalo transport emang wajib bgt nih tourist pass, praktis, meskipun sya lbh suka jalan kaki, seneng aja sma jalannya, buat foto2 juga baguss. Hehe
ReplyDeleteWaah... Bener-bener ini, sangat bermanfaat. Next ke Sing lagi kudu nerapin yang Teh Ani infoin. Sama nih kayak Aris, saya itu klo keluar, gede dimakannya. Hahahah.
ReplyDeleteSeru banget ikut seminar di SING
ReplyDeleteBucket list aku di 2018 nih, yeay!
--bukanbocahbiasa(dot)com--