Pelabuhan Sunda Kelapa dan Museum Bahari Dalam Setengah Hari

By Food Travel Zone - October 07, 2019

Pelabuhan Sunda Kelapa - Dokumen Pribadi

Ikut Program #ISBTrip dari Komunitas Indonesian Social Blogpreneur (Komunitas ISB) sungguh bikin senang tak terkira karena destinasinya adalah Pelabuhan Sunda Kelapa dan Museum Bahari. Dua destinasi yang membuat saya betah berlama-lama di sana. Karena paling suka mengingat sejarah dan saat menyaksikan semua aktivitas di sana, jiwa raga ini seolah menyusuri lorong waktu ke masa silam.

Saya dan belasan member Komunitas ISB berkumpul di Acaraki Jamu di kawasan Kota Tua Jakarta, dari sana menuju Pelabuhan Sunda Kelapa. Kebetulan saat itu hari kerja jadi aktivitas para pekerja di pelabuhan juga lumayan ramai. Tapi kami beruntung karena banyak mendapatkan spot foto bagus yang tidak bocor.

Kami dipandu Ira Lathief, seorang Creative Traveler yang sering memandu program wisata Jakarta. Menurut Ira, Pelabuhan Sunda Kelapa merupakan pelabuhan tersibuk di Asia Tenggara sejak mulai dibuka.

Di masa jayanya, Pelabuhan Sunda kelapa didatangi para pedagang dari India, Cina dan Arab yang menginginkan banyak rempah untuk di-barter dengan kain sutera, keramik dan produk-produk mereka. Hirup pikuknya sangat bergairah tentunya. Rempah di Indonesia ini bagaikan harta karun yang banyak diburu negara mana pun bahkan sampai dijajah Belanda selama 350 tahun karena rempah ini.

Sekarang Pelabuhan Sunda Kelapa masih aktif dan beroperasi untuk mengantar aneka logistic dari dan ke antar provinsi bahkan luar negeri. Jejeran kapal pinisi yang terparkir rapi setiap waktunya berganti dan geliat aktivitas saat kami mengunjungi pelabuhan ini, masih sangat ramai.

Sebenarnya kami bisa naik kapal pinisi ini, waktu yang terbatas dan hari mulai menyengat membuat kami harus segera bergeser ke Museum Bahari yang tak jauh dari Pelabuhan Sunda Kelapa.

Menara Syahbandar, Pelabuhan Sunda Kelapa dan Museum Bahari

Dengan harga tiket Rp.5.000 untuk umum dan 3.000 untuk pelajar bisa menjelajahi Menara Syahbandar dan Museum Bahari sepuasnya. Selain banyak muatan sejarah di sana pun sangat instagram-able.

Melihat Menara Syahbandar dari kejauhan serasa melihat Menara Pisa Itali karena selain tinggi juga miring. Bangunan setinggi 12 meter yang dibangun pada1839 ini pada masanya berfungsi sebagai pengintai kapal-kapal yang datang dan sebagai pengontrol setoran pajak atas barang yang dibawa para pedagang melalui jalur laut. Naik ke puncaknya bikin keluar keringat, asyik banget!

Sekarang dari atas menara ini dapat melihat pemandangan Jakarta dan Gedung Galangan VOC di bawahnya. Sungguh indah dan membawa saya ke lorong-lorong waktu yang sudah usai.

Konon, saat Gubernur Jakarta Ali Sadikin memerintah di 1977, Menara Syahbandar ini dijadikan Titik Nol Kota Jakarta. Sekarang sudah pindah ke Monas.

Di dalam menara ini, banyak peninggalan alat melaut dan berbagai property aktivitas perdagangan di masa lalu. Kalau mau berfoto, cakep banget di dalam maupun luar menara.

Puas menjelajahi Menara Syahbandar, beralih ke Museum Bahari di seberangnya. Dulu, di sekitar Museum Bahari ada Pasar Ikan. Beruntung saat itu saya sempat menyaksikan saat masih ada Pasar Ikan. Geliat perdagangan ikan segar dan barang kelontongan ada di sana. Namun sekarang sudah dipindahkan ke tempat lain tak jauh dari lokasi sebelumnya.

Di Museum Bahari, tak kalah instagram-able dengan jendela-jendela besar dari kayu dan ornamen zaman Belanda disertai pepohonan membuat suasana terbawa ke masa lampau kembali. Amazing!

Cerita di Pelabuhan Sunda Kelapa tadi, jika dihubungkan ke Museum Bahari, akan mendapatkan visualisasi yang nyata tentang peradaban dan aktivitas masa lampau itu. Di sana banyak tokoh yang terlibat langsung. Baik para pedagang Cina, India dan Arab. Juga para pejuang Indonesia yang gigih merebut kekuasaan di jalur laut. Seperti Laksamana Malahayati dan Fatahillah.

Ada diorama saat mereka berdiskusi, interaksi bahkan ketika bertempur. Diorama ini ada di lantai 2 sedangkan di ruangan lainnya, ada kapal-kapal yang digunakan para nelayan di lautan lepas, peninggalan yang sangat berharga dan takjub menyaksikannya, bayangin saja, dari batangan kayu bisa mengarungi luasnya samudera. Betapa gagah para nenek moyang kita.

Di ruangan lainnya, ada berbagai macam rempah yang dijadikan komoditi besar saat itu. Mulai Kapulaga, kunyit, jahe, lada, pala, temu kunci dan masih banyak lagi. Anak atau keponakan wajib dibawa ke sini. Biar tahu arti perjuangan dan sumber komoditi ekspor masa lalu yang kini berkurang gaharnya.

Masih banyak lagi kekayaan hayati laut yang dipamerkan di Museum Bahari. Selain foto-foto dan menyerap sejarahnya, kami pun bertolak kembali ke Kota Tua. Karena harus menemui Bos Acaraki Jamu Pak Jony Yumono untuk mendalami soal jamu Indonesia yang harus dilestarikan. Soal jamu ini akan saya tuliskan di next post ya.


Bersama Rekan Blogger pakai Masker Nexcare 

Gimana? Jadi pengin ke Pelabuhan Sunda Kelapa dan Museum Bahari? Cusss jangan lama-lama berpikir. Tentukan tanggal lalu putuskan mau naik moda apa, ke sana cukup banyak angkutan umum dan terjangkau. Jangan lupa memakai masker saat di pelabuhan karena debunya lumayan heboh. Untungnya saya pakai masker Nexcare yang filter debunya gak bisa tembus sampe pernapasan.

Jangan lupa pula bawa minum yang cukup. Saya saat itu bekal Aqua botol yang praktis. Botolnya jangan lupa buang pada tempatnya sesuai jenisnya dan dirusak dulu sebelum dibuang agar tak digunakan lagi oleh para pedagang nakal. Intinya harus Bijak Berplastik.
Sampai jumpa di next Post!

  • Share:

You Might Also Like

9 comments

  1. Aku rasanya kalo lagi liat foto-foto d pelabuhan sunda kelapa, rasanya mau balik lagi hehe

    ReplyDelete
  2. Jadi ketagihan tau teh, pengen kesana lagi hehe belajar sejarah sambil nge jamu hehe terimakasih teh Anj :)

    ReplyDelete
  3. Semoga ISB Trip lebih keceh lagi nantinya dan bisa bikin konten plus jelajah sampai puas. Bareng temen-temen kemarin emang nagih banget buat nge-trip dan seseruan again.

    ReplyDelete
  4. seru ya Teh... pelabuhan sunda kelapa sdh ada jaman Pajajaran

    ReplyDelete
  5. Waah tiketnya ternyata seterjangkau itu yaa teh hehe pankapan mau balik lagi, ajak temen2 dari daerah ah..

    ReplyDelete
  6. Saya yang dekat, justru belum pernah kesana
    Wah tiketnya tergolong murahs sekali ya
    Soal itu minuman, paling aman ya bawa bekal sendiri.
    Jika pakai botol, lebih baik peyotkan, untuk menghindari itu hal-hal yang nakal.

    ReplyDelete
  7. Penasaran deh sama kapal-kapalnya waktu parkir gimana itu bisa rapi banget haha padahal tempatnya sempit sekaliI kayak hampir gak ada jarak antara satu sama lain. Seneng banget bisa jadi bagian dari ISB Trip kali ini Teh karena bisa belajar sejarah dengan cara yang berbeda.

    ReplyDelete
  8. Seru banget ya teh main ke Pelabuhan Sunda Kelapa. Next kita main lagi ya

    ReplyDelete
  9. asyik, blog baru nih bu, khusus traveling dan kuliner hehehe

    saya baru tahu kalo Laksamana Malahayati itu sebagai laksamana laut perempuan pertama di dunia
    bangga dengan sejarah nusantara

    ReplyDelete