Bersama Jeepney, kendaraan umum khas Filipina |
Beberapa kali
menyaksikan pagelaran Miss Universe di televisi dan yang masuk unggulan lima
besar selalu dari Filipina. Bahkan beberapa kali Filipina terpilih menjadi
juara utama Miss Universe. Diantaranya Catriona Gray, Pia Wurtzbach, Gloria Diaz dan Margie Moran. Untuk
mengetahui lebih detail siapa mereka, silakan googling sendiri.
Intinya, hal ini
membuat saya penasaran. Dari ikon perempuan-perempuan cerdas yang dimiliki
negara kepulauan ini, jadi ingin tahu pola hidup masyarakatnya secara umum.
Bahkan ketika saya
sekolah, para guru sering memberikan informasi bahwa Negara Filipina adalah
negara yang memiliki sistem pendidikan yang bagus, disiplin dan punya unggulan
pendidikan di bidang pertanian. Bahkan Filipina selalu menjadi negara tujuan
untuk melakukan penelitian dalam bidang pertanian.
Akhirnya keinginan saya
mengunjungi Filipina tercapai di 2019. Alhamdulillah banyak hal tak terduga
yang saya alami di 2019 untuk traveling ke beberapa tempat yang sebenarnya tak
saya rencanakan dan belum ada dalam bucket
list.
Mendapat paket tiket
dan hotel dengan harga miring, kebetulan saya sedang chat dengan Nunik malam itu di WhatsApp
saya tawarkan untuk jadi travelmate alhamdulillah
Nunik mau dan kami langsung issue tiket dan hotel saat itu juga. Kebetulan
dapat harga promo.
Kami mendapat
penerbangan kalong. Jam 01.00 WIB saya dan Nunik mulai terbang pakai Cebu Pacific.
Pengalaman pertama naik maskapai Cebu Pacific, mirip sama Citilink Indonesia,
bersih dan rapi. Pramugari dan Pramugara ramah dan outfit seragamnya casual
berwarna cerah. Membuat ikon liburan semakin terasa. Sehingga penerbangan
panjang selama lebih kurang lima jam disertai turbulensi berulang-ulang tak
dirasakan. Dibawa enjoy pokoknya!
Oh ya, sebelum boarding saya dan Nunik sepakat gak bakalan
belanja di Filipina, soalnya saat itu kami lihat banyak warga Filipina borong
berkarung-karung pakaian untuk dijual kembali di sana hahaha. Dan kami sempat
khawatir karena di meja counter check in ada
pengumuman bahwa virus polio sedang menjangkiti beberapa Kota di Filipina.
Menganjurkan kami wisatawan untuk selalu hati-hati dan menjaga kesehatan selama
di sana. Tentu saja kami siap jaga diri. Travel
must go on!
Di Ninoy Aquino Airport disambut mural Suku Mindanau |
Sarapan di Sevel Ninoy Aquino |
Sampai di Bandara
Internasional Ninoy Aquino jam setengah enam pagi. Langsung beli makanan di
seven eleven. Di sana masih ada! Saya pilih beli pisang, jagung rebus dan air
mineral sementara Nunik beli nasi tuna. Ihiyyy saya mulai waspada sama jebakan
betmen di makanan. Mengingat cari makanan halal susah di sana.
Kami langsung cari bus
ekonomi HM-15 yang biasa banget, dengan ongkos satu jalan 20 Peso atau Rp9.000
menurut petunjuk google map kami
harus naik bus ke Edsa Station nyambung ke Quirino Station dan kami jalan 10
menit ke hotel. Sempat nyasar-nyasar saat jalan karena nama hotel tempat kami
menginap namanya sama dengan hotel bintang lima di kota itu. Jadi ketika
bertanya, ya ditunjukkan ke hotel bintang lima itu, pas sampai, kami gak
yakinlah, kami kan pilih hotel budget
hihihi. Setelah berusaha cari lagi via google
map sampai juga!
Oh ya, menurut
informasi di banyak artikel, orang Filipina katanya kebanyakan warganya lancar
berbahasa Inggris, nyatanya tidak sepenuhnya benar. Sama saja dengan di kita,
yang berbicara Bahasa Inggris sedikit dan kebanyakan pada kebingungan saat
diajak bicara Bahasa Inggris. Mereka umumnya menggunakan Bahasa Tagalog.
Hati-hati kalau ngobrol
jangan kebablasan atau bicara kencang karena ada beberapa kosa kata yang sama
antara Bahasa Indonesia dan Bahasa Tagalog. Seperti Tawar menawar, kuali dan
masih banyak lagi. Orangnya pun hamper sama, saya dan Nunik selalu disangka
orang sana atau orang Malaysia. Uh sempat kesal karena Malaysia lebih populer
di sana dari pada Indonesia.
Di jalan kami banyak
bersosialisasi sambil beli makanan, naik Jeepney, kendaraan khas Filipina yang
sistemnya unik. Dan kendaraan roda empat di sana posisi setir di sebelah kiri.
Habis puas jalan kaki naik Jeepney |
Rute Jeepney yang kami tumpangi |
Setelah check in hotel, kami langsung pergi ke
Muslim Town di Quiapo, cukup naik Jeepney dari Malate langsung dengan ongkos 7
Peso atau kisaran Rp7000 per orang. Jaraknya padahal lumayan jauh.
Buah-buahan segar |
Suasana Pasar Quiapo |
Quiapo Church |
Sampai di Quiapo, kami
mengabadikan Quiapo Church unik dekat Pasar Quiapo, tepatnya di Quezon Boulevard sambil membeli buah-buahan yang
murahnya minta ampun, bayangin, setengah kilo anggur black autumn 25 Peso atau Rp12.000 Jeruk kecil kuning 15 Peso dan
buah-buahnya semua segar, mulus dan rasanya renyah manis. Sayuran pun demikian,
penampakan dan rasanya bagus. Jadi, kalau mau makan kenyang baiknya memang
banyak beli makanan mentah di pasar, masaknya bisa numpang di pantry hotel.
Pasar Ikan Quiapo dengan becak motor |
Pakaian, tas dan pernak
pernik lainnya juga sangat murah dijual antara 50-150 Peso tapi kami tak
membelinya, ingat komitmen saat di airport hehehe.
Muslim Town |
Camilan halal |
Toko Kelontong di Quiapo |
Puas berkeliling dan berinteraksi dengan para pedagang, kami menuju Muslim Town, sekitar 200 meter dari Pasar Quiapo dan di sana mirip pasar baru, ada pedagang barang kelontong, toko baju muslim, aneka hijab, baju koko, sarung dan masih banyak lagi.
Makanan dijual seperti warteg-warteg berjejer namun makanannya mirip masakan di Rumah Makan Padang di Indonesia. Kami pilih menu bebas di sana karena pastinya in syaa Allah halal. Makanannya enak, gurih dan bisa pilih antara ikan, daging sapi, cumi dan lain-lain. Kami sampai bungkus buat di hotel.
Urusan bumbu hampir sama dengan masakan Indonesia, antara dominan cabe merah, bersantan dan bumbu kecap atau semur. Harga sangat terjangkau, satu potong ikan dan nasi dihargai 15 Peso. Bisa makan kenyang!
Ruangan masjid luas |
Ornamen luar dinding masjid |
Kami juga shalat Dhuhur
dan Ashar di Golden Mosque Al-Dahab yang terletak di Globo de Oro St, Quiapo.
Masjid dengan arsitektur dan corak dominan warna emas ini dibagun pada 1976
berkapasitas 3.000 jamaah.
Luas sekali dan menurut
penjaga Masjid, Ibu Lily yang lancar berbahasa Melayu, menjelaskan ke kami
bahwa setiap hari selalu ada jamaah namun kondisi masjid tidak sebagus dahulu,
sekarang cenderung berdebu untuk karpetnya, tempat wudhu pun harus menumpang di
dekat rumah warga. Kemungkinan karena jamaah tidak terlalu banyak dan biaya
pengelolaan terbatas.
Menarik sekali, luar
biasanya sambutan kenegaraan era pemerintahan Ferdinan Marcos yang membangun
Masjid ini sebagai sambutan untuk Presiden Libya, Muammar Qaddafi dalam rangka
kunjungan kenegaraan ke Filipina. Walau kunjungan tersebut batal.
Church of Malate |
Kenyang mengitari
Quiapo, kami pulang ke hotel tapi melalui jalur muter ke Malate pinggiran laut
sambil berjalan kaki menyusuri bangunan-bangunan antic peninggalan Kerajaan
Spanyol yang menduduki Filipina lebih kurang 400 tahun ini.
Bersyukur kami sudah menikmati Kota Manila selama tiga hari dua malam dengan pengeluaran di bawah dua juta saja mencakup hotel, tiket pesawat PP, ongkos selama di sana, makan dan tiket masuk tempat wisata. Rezeki banget ini!
Hari ke 2 saya dan
Nunik mengunjungi Intramuros dan Chinatown di Binondo. Bersambung
26 comments
Keren. Jadi pengen ke sana Teh.
ReplyDeleteHahah thankyou bgt teh ani infonya! Membantu bgt buat planning holiday nanti
ReplyDeleteIh teteh aseli pengen teh dapet tiket dan travelling on budget kaya teteh hiks hiks
ReplyDeleteBelum pernah ke Manila trus jadi pengen. Tapi godaan nggak beli oleh oleh itu kayaknya bakalan kelanggar 😅
ReplyDeleteWaah alhamdulillah masih ada sevel ya teh penyelemat banget kalo bagiku ada di LN hehe. Btw salfok sama foto buahnya ada yg mirip tomat, tomat bukan yah? Hehe trus baru nyadar bener jugaa, banyak miss universe juga berwsal dari sana XD
ReplyDeletekalau sarapan jagung dan pisang ajah, pastinya saya belanja banyak di pasar buat dimakan. hihi. wah ada masjidnya juga di sana, alhamdulillah
ReplyDeleteWahh, seru banget perjalannnya. Saya juga sering liburan on budget, hehe. Karena nggak pernah beli oleh-oleh pakaian dan semacamnya, mentok paling beli ganci atau tempelan kulkas sebiji. Wkwkwk
ReplyDeleteWahhh...seru kali Teh liburannya.
ReplyDeleteSudah sekian tahun semenjak menikah belum pernah liburan jauh hahahaha
Tahun 2020 ini bismillah rejekinya lebih besar, jngin pula menginjak kaki ke Manila..destinasi-destinasi yang Teh Ani datengin saved deh buat referensi selain mau datengin pusat industri Cebu.
whaa seru bgtt yaaa
ReplyDeleteyap kebayang gimana kalau kita ke sana deh. btw kenapa malaysia lebih terkenal mungkin karena lebih banyak orang melayu yg ke sana jd dikira semuanya malaysia
DeleteBuah2annya bikin bapeer. Murahnya kebangetan. Klu buah murah ga usah bingung soal makanan halal or no lg ya teh..
ReplyDeleteUwow! Sarapan pisang ama jagung klo aku belum kenyang, teh ��
ReplyDeleteKeren.. Murah ya makanan disana teh.. Jadi pengen kesana����
ReplyDeleteAsyik banget ini ngebolangnya deh
ReplyDeleteJadi pengen ke sana juga
Tipe-tipe bangunannya khas banget ya
Ada ornamen mirip ukiran gitu
Eh makanannya gak jauh beda ternyata sama selera Indonesia
Berarti gak bakalan galau soal makanan kalau ke sana ya
wah lumayan murah-murah ya teh. Sarapan di sevelnya bikin kepengen hehe.Berdua dengan mbak nunik aja ini teh? blog baru ini ya teh? namanya bikin pengen makan dan jalan hehe
ReplyDeletePenasaran .. ini Mbak Ani beneran gak beli oleh-oleh sama sekali? :)
ReplyDeleteJeepney .. catat ah, siapa tahu bisa ke sana, mau lihat dan cobain kendaraan ini.
Seru ya Mba pengalamannya jalan2 ke Manila.. Saya senang bacanya krn setahu saya jarang orang posting ttg Manila.. Apa karena kurang populer dibanding Malay dan Sungai atau bgmn ya..
ReplyDeleteSedih juga ya mesjidnya jadi kurang terawat. Tapi takjub baca buah-buahan serba murah, Lumayan buat bekal makanan selama disana. Bujetnya mantap sekali Teh !
ReplyDeleteBaiknya ke Filipina belajar bahasa tagalog sedikit2 ya, paling enggak buat bekal kalau2 ketemu penduduk yang enggak bisa bahasa inggris. Budgetnya top banget dah!
ReplyDeleteHalo Teh Ani, apa kabar? Woooow buanget atuh jalan2 ke Manila kurang dari 2 jeti habisnya hihiii. AKu belum pernah ke sana loh. Oh, jadi ada Moslem Town ya? Jadi beli makan pun hati tenang trus harganya terjangkau gitu. Senangnya bisa sholat di Goden Mosque AL Dahab yang bagus dan nyeni. Nice story.
ReplyDeleteWaah jadi maksudnya banyak pakai second dijual disana ya teh?
ReplyDeleteBetul, kalo ke LN aku juga nyari aman, Cari makanan non olahan hehe meski ada kalanya pengen makan nasi XD
Seru sekali tualang perjalanan nya di Filipina. Selama ini kebanyakan info trip perjalanan ke negara kepulauan itu lebih banyak mengulas Maldives.
ReplyDeleteNyata nya keliling kota Manila (heritage) juga tak kalah menarik
Wah kereen 3 hari 2 malam budget bisa dibawah 2 juta teh. AKu simpen nih artikelnya, soalnya aku belum pernah ke Manila hehe. Siapa tau kan next ke Manila hehe. Aamiin :)
ReplyDeleteKok bisa ya di sana buah murah banget? Apakah termasuk buah lokal atau impor? Pasti bahagia banget lah kalau di sini bisa semurah itu
ReplyDeleteDi bawah 2 juta? Aihh, hemat budget banget nih. Mesti dicontoh buat rekomendasi kapan-kapan kalau pas liburan ke Manila.
ReplyDeleteSeru banget ya, serba murah buah buahnya itu yang menyenangkan secara di negara kita buah impor bagus ya pasti mahal
ReplyDelete