Manila Tiga Hari Dua Malam Budget Di Bawah Dua Juta

By Food Travel Zone - January 27, 2020

Bersama Jeepney, kendaraan umum khas Filipina


Beberapa kali menyaksikan pagelaran Miss Universe di televisi dan yang masuk unggulan lima besar selalu dari Filipina. Bahkan beberapa kali Filipina terpilih menjadi juara utama Miss Universe. Diantaranya Catriona Gray, Pia Wurtzbach, Gloria Diaz dan Margie Moran. Untuk mengetahui lebih detail siapa mereka, silakan googling sendiri.

Intinya, hal ini membuat saya penasaran. Dari ikon perempuan-perempuan cerdas yang dimiliki negara kepulauan ini, jadi ingin tahu pola hidup masyarakatnya secara umum.  

Bahkan ketika saya sekolah, para guru sering memberikan informasi bahwa Negara Filipina adalah negara yang memiliki sistem pendidikan yang bagus, disiplin dan punya unggulan pendidikan di bidang pertanian. Bahkan Filipina selalu menjadi negara tujuan untuk melakukan penelitian dalam bidang pertanian.

Akhirnya keinginan saya mengunjungi Filipina tercapai di 2019. Alhamdulillah banyak hal tak terduga yang saya alami di 2019 untuk traveling ke beberapa tempat yang sebenarnya tak saya rencanakan dan belum ada dalam bucket list.

Mendapat paket tiket dan hotel dengan harga miring, kebetulan saya sedang chat dengan Nunik malam itu di WhatsApp saya tawarkan untuk jadi travelmate alhamdulillah Nunik mau dan kami langsung issue tiket dan hotel saat itu juga. Kebetulan dapat harga promo.

Kami mendapat penerbangan kalong. Jam 01.00 WIB saya dan Nunik mulai terbang pakai Cebu Pacific. Pengalaman pertama naik maskapai Cebu Pacific, mirip sama Citilink Indonesia, bersih dan rapi. Pramugari dan Pramugara ramah dan outfit seragamnya casual berwarna cerah. Membuat ikon liburan semakin terasa. Sehingga penerbangan panjang selama lebih kurang lima jam disertai turbulensi berulang-ulang tak dirasakan. Dibawa enjoy pokoknya!

Oh ya, sebelum boarding saya dan Nunik sepakat gak bakalan belanja di Filipina, soalnya saat itu kami lihat banyak warga Filipina borong berkarung-karung pakaian untuk dijual kembali di sana hahaha. Dan kami sempat khawatir karena di meja counter check in ada pengumuman bahwa virus polio sedang menjangkiti beberapa Kota di Filipina. Menganjurkan kami wisatawan untuk selalu hati-hati dan menjaga kesehatan selama di sana. Tentu saja kami siap jaga diri. Travel must go on!

Di Ninoy Aquino Airport disambut mural Suku Mindanau
Sarapan di Sevel Ninoy Aquino


Sampai di Bandara Internasional Ninoy Aquino jam setengah enam pagi. Langsung beli makanan di seven eleven. Di sana masih ada! Saya pilih beli pisang, jagung rebus dan air mineral sementara Nunik beli nasi tuna. Ihiyyy saya mulai waspada sama jebakan betmen di makanan. Mengingat cari makanan halal susah di sana.

Kami langsung cari bus ekonomi HM-15 yang biasa banget, dengan ongkos satu jalan 20 Peso atau Rp9.000 menurut petunjuk google map kami harus naik bus ke Edsa Station nyambung ke Quirino Station dan kami jalan 10 menit ke hotel. Sempat nyasar-nyasar saat jalan karena nama hotel tempat kami menginap namanya sama dengan hotel bintang lima di kota itu. Jadi ketika bertanya, ya ditunjukkan ke hotel bintang lima itu, pas sampai, kami gak yakinlah, kami kan pilih hotel budget hihihi. Setelah berusaha cari lagi via google map sampai juga!

Oh ya, menurut informasi di banyak artikel, orang Filipina katanya kebanyakan warganya lancar berbahasa Inggris, nyatanya tidak sepenuhnya benar. Sama saja dengan di kita, yang berbicara Bahasa Inggris sedikit dan kebanyakan pada kebingungan saat diajak bicara Bahasa Inggris. Mereka umumnya menggunakan Bahasa Tagalog.

Hati-hati kalau ngobrol jangan kebablasan atau bicara kencang karena ada beberapa kosa kata yang sama antara Bahasa Indonesia dan Bahasa Tagalog. Seperti Tawar menawar, kuali dan masih banyak lagi. Orangnya pun hamper sama, saya dan Nunik selalu disangka orang sana atau orang Malaysia. Uh sempat kesal karena Malaysia lebih populer di sana dari pada Indonesia.

Di jalan kami banyak bersosialisasi sambil beli makanan, naik Jeepney, kendaraan khas Filipina yang sistemnya unik. Dan kendaraan roda empat di sana posisi setir di sebelah kiri.   

Habis puas jalan kaki naik Jeepney
Rute Jeepney yang kami tumpangi

Setelah check in hotel, kami langsung pergi ke Muslim Town di Quiapo, cukup naik Jeepney dari Malate langsung dengan ongkos 7 Peso atau kisaran Rp7000 per orang. Jaraknya padahal lumayan jauh.

Buah-buahan segar
Suasana Pasar Quiapo 
Quiapo Church

Sampai di Quiapo, kami mengabadikan Quiapo Church unik dekat Pasar Quiapo, tepatnya di Quezon Boulevard sambil membeli buah-buahan yang murahnya minta ampun, bayangin, setengah kilo anggur black autumn 25 Peso atau Rp12.000 Jeruk kecil kuning 15 Peso dan buah-buahnya semua segar, mulus dan rasanya renyah manis. Sayuran pun demikian, penampakan dan rasanya bagus. Jadi, kalau mau makan kenyang baiknya memang banyak beli makanan mentah di pasar, masaknya bisa numpang di pantry hotel.

Pasar Ikan Quiapo dengan becak motor

Pakaian, tas dan pernak pernik lainnya juga sangat murah dijual antara 50-150 Peso tapi kami tak membelinya, ingat komitmen saat di airport hehehe.

Muslim Town
Camilan halal
Toko Kelontong di Quiapo

Puas berkeliling dan berinteraksi dengan para pedagang, kami menuju Muslim Town, sekitar 200 meter dari Pasar Quiapo dan di sana mirip pasar baru, ada pedagang barang kelontong, toko baju muslim, aneka hijab, baju koko, sarung dan masih banyak lagi.


Makanan dijual seperti warteg-warteg berjejer namun makanannya mirip masakan di Rumah Makan Padang di Indonesia. Kami pilih menu bebas di sana karena pastinya in syaa Allah halal. Makanannya enak, gurih dan bisa pilih antara ikan, daging sapi, cumi dan lain-lain. Kami sampai bungkus buat di hotel.

Urusan bumbu hampir sama dengan masakan Indonesia, antara dominan cabe merah, bersantan dan bumbu kecap atau semur. Harga sangat terjangkau, satu potong ikan dan nasi dihargai 15 Peso. Bisa makan kenyang!





Ruangan masjid luas

Ornamen luar dinding masjid

Kami juga shalat Dhuhur dan Ashar di Golden Mosque Al-Dahab yang terletak di Globo de Oro St, Quiapo. Masjid dengan arsitektur dan corak dominan warna emas ini dibagun pada 1976 berkapasitas 3.000 jamaah.

Luas sekali dan menurut penjaga Masjid, Ibu Lily yang lancar berbahasa Melayu, menjelaskan ke kami bahwa setiap hari selalu ada jamaah namun kondisi masjid tidak sebagus dahulu, sekarang cenderung berdebu untuk karpetnya, tempat wudhu pun harus menumpang di dekat rumah warga. Kemungkinan karena jamaah tidak terlalu banyak dan biaya pengelolaan terbatas.

Menarik sekali, luar biasanya sambutan kenegaraan era pemerintahan Ferdinan Marcos yang membangun Masjid ini sebagai sambutan untuk Presiden Libya, Muammar Qaddafi dalam rangka kunjungan kenegaraan ke Filipina. Walau kunjungan tersebut batal.


Church of Malate

Kenyang mengitari Quiapo, kami pulang ke hotel tapi melalui jalur muter ke Malate pinggiran laut sambil berjalan kaki menyusuri bangunan-bangunan antic peninggalan Kerajaan Spanyol yang menduduki Filipina lebih kurang 400 tahun ini.

Bersyukur kami sudah menikmati Kota Manila selama tiga hari dua malam dengan pengeluaran  di bawah dua juta saja mencakup hotel, tiket pesawat PP, ongkos selama di sana, makan dan tiket masuk tempat wisata. Rezeki banget ini!

Hari ke 2 saya dan Nunik mengunjungi Intramuros dan Chinatown di Binondo. Bersambung

  • Share:

You Might Also Like

26 comments

  1. Hahah thankyou bgt teh ani infonya! Membantu bgt buat planning holiday nanti

    ReplyDelete
  2. Ih teteh aseli pengen teh dapet tiket dan travelling on budget kaya teteh hiks hiks

    ReplyDelete
  3. Belum pernah ke Manila trus jadi pengen. Tapi godaan nggak beli oleh oleh itu kayaknya bakalan kelanggar 😅

    ReplyDelete
  4. Waah alhamdulillah masih ada sevel ya teh penyelemat banget kalo bagiku ada di LN hehe. Btw salfok sama foto buahnya ada yg mirip tomat, tomat bukan yah? Hehe trus baru nyadar bener jugaa, banyak miss universe juga berwsal dari sana XD

    ReplyDelete
  5. kalau sarapan jagung dan pisang ajah, pastinya saya belanja banyak di pasar buat dimakan. hihi. wah ada masjidnya juga di sana, alhamdulillah

    ReplyDelete
  6. Wahh, seru banget perjalannnya. Saya juga sering liburan on budget, hehe. Karena nggak pernah beli oleh-oleh pakaian dan semacamnya, mentok paling beli ganci atau tempelan kulkas sebiji. Wkwkwk

    ReplyDelete
  7. Wahhh...seru kali Teh liburannya.
    Sudah sekian tahun semenjak menikah belum pernah liburan jauh hahahaha

    Tahun 2020 ini bismillah rejekinya lebih besar, jngin pula menginjak kaki ke Manila..destinasi-destinasi yang Teh Ani datengin saved deh buat referensi selain mau datengin pusat industri Cebu.

    ReplyDelete
  8. Replies
    1. yap kebayang gimana kalau kita ke sana deh. btw kenapa malaysia lebih terkenal mungkin karena lebih banyak orang melayu yg ke sana jd dikira semuanya malaysia

      Delete
  9. Buah2annya bikin bapeer. Murahnya kebangetan. Klu buah murah ga usah bingung soal makanan halal or no lg ya teh..

    ReplyDelete
  10. Uwow! Sarapan pisang ama jagung klo aku belum kenyang, teh ��

    ReplyDelete
  11. Keren.. Murah ya makanan disana teh.. Jadi pengen kesana����

    ReplyDelete
  12. Asyik banget ini ngebolangnya deh
    Jadi pengen ke sana juga
    Tipe-tipe bangunannya khas banget ya
    Ada ornamen mirip ukiran gitu

    Eh makanannya gak jauh beda ternyata sama selera Indonesia
    Berarti gak bakalan galau soal makanan kalau ke sana ya

    ReplyDelete
  13. wah lumayan murah-murah ya teh. Sarapan di sevelnya bikin kepengen hehe.Berdua dengan mbak nunik aja ini teh? blog baru ini ya teh? namanya bikin pengen makan dan jalan hehe

    ReplyDelete
  14. Penasaran .. ini Mbak Ani beneran gak beli oleh-oleh sama sekali? :)

    Jeepney .. catat ah, siapa tahu bisa ke sana, mau lihat dan cobain kendaraan ini.

    ReplyDelete
  15. Seru ya Mba pengalamannya jalan2 ke Manila.. Saya senang bacanya krn setahu saya jarang orang posting ttg Manila.. Apa karena kurang populer dibanding Malay dan Sungai atau bgmn ya..

    ReplyDelete
  16. Sedih juga ya mesjidnya jadi kurang terawat. Tapi takjub baca buah-buahan serba murah, Lumayan buat bekal makanan selama disana. Bujetnya mantap sekali Teh !

    ReplyDelete
  17. Baiknya ke Filipina belajar bahasa tagalog sedikit2 ya, paling enggak buat bekal kalau2 ketemu penduduk yang enggak bisa bahasa inggris. Budgetnya top banget dah!

    ReplyDelete
  18. Halo Teh Ani, apa kabar? Woooow buanget atuh jalan2 ke Manila kurang dari 2 jeti habisnya hihiii. AKu belum pernah ke sana loh. Oh, jadi ada Moslem Town ya? Jadi beli makan pun hati tenang trus harganya terjangkau gitu. Senangnya bisa sholat di Goden Mosque AL Dahab yang bagus dan nyeni. Nice story.

    ReplyDelete
  19. Waah jadi maksudnya banyak pakai second dijual disana ya teh?

    Betul, kalo ke LN aku juga nyari aman, Cari makanan non olahan hehe meski ada kalanya pengen makan nasi XD

    ReplyDelete
  20. Seru sekali tualang perjalanan nya di Filipina. Selama ini kebanyakan info trip perjalanan ke negara kepulauan itu lebih banyak mengulas Maldives.
    Nyata nya keliling kota Manila (heritage) juga tak kalah menarik

    ReplyDelete
  21. Wah kereen 3 hari 2 malam budget bisa dibawah 2 juta teh. AKu simpen nih artikelnya, soalnya aku belum pernah ke Manila hehe. Siapa tau kan next ke Manila hehe. Aamiin :)

    ReplyDelete
  22. Kok bisa ya di sana buah murah banget? Apakah termasuk buah lokal atau impor? Pasti bahagia banget lah kalau di sini bisa semurah itu

    ReplyDelete
  23. Di bawah 2 juta? Aihh, hemat budget banget nih. Mesti dicontoh buat rekomendasi kapan-kapan kalau pas liburan ke Manila.

    ReplyDelete
  24. Seru banget ya, serba murah buah buahnya itu yang menyenangkan secara di negara kita buah impor bagus ya pasti mahal

    ReplyDelete