Cita Rasa Lokal Bandung Dalam Dua Hari Satu Malam

By Food Travel Zone - June 22, 2020


“Enaknya ke mana dulu ya kalau ke Bandung? Bingung soalnya banyak tempat menarik dan ikonik di sana.” Pertanyaan sekaligus pernyataan seperti ini sering saya dengar dari teman-teman yang hendak berlibur di Bandung. Apalagi buat yang baru pertama kali ke sana. Pasti bingungnya ingin semua terjelajah namun waktunya terbatas. Karena waktu cuti yang tak lama atau ada urusan lainnya.

Saya akan bagi tips wisata ke Bandung 2 hari 1 malam tanpa melewatkan tempat-tempat ikonik dan bisa nongki di tempat hang out hits juga kulineran yang lezat, khas dan sangat ramah budget. Dijamin kenyang makan, kenyang suasana menyenangkan plus kenyang pengalaman.

Berikut pengalaman saya saat ada kerjaan di Bandung namun harus standby pagi banget dan pulang larut. Jadi gak mungkin kalau tidur di rumah orangtua di Cibiru yang di pinggiran Kota Bandung dan daerah macet parah. Jadilah nginap di hotel yang dekat dengan venue acara. Setelah menengok orangtua dulu sebentar.

Buat yang baru ke Bandung atau mau jalan-jalan lagi ke Bandung, pilih hotel yang strategis dan dekat ke tempat-tempat yang asyik buat didatangi atau dinikmati suasananya.

Hotel Dekat Tempat Ikonik Gedung Sate


Pilihan saya jatuh ke Hotel Bumi Asih karena saya ingin suasana hotel yang tak mainstream datar-datar saja. Jadi, Hotel pilihan saya ini yang jadi pertimbangan pertama adalah soal harga, budget di bawah 300rb. Saat itu saya dapat 250rb pas promo. Kelebihan lainnya adalah bangunan yang khas dan unik serta ada nilai sejarahnya karena hotel ini dibangun sejak 1945.






Berada di hotel ini membuat saya serasa menembus lorong waktu ke masa tahun 40-an yang penuh sejarah dan memori klasik. Serasa ada di film-film kuno yang pernah saya tonton. Ini untuk kamar yang saya pilih bergaya lama sebenarnya di depan ada kamar-kamar baru yang bergaya kekinian tapi saya gak tertarik. Suka yang klasik begini.

Menurut resepsionis, hotel ini dulu tempat persinggahan para pejabat dan orang-orang penting dari seluruh dunia yang sedang berbisnis atau ada kepentingan ke Kantor Gubernur di Gedung Sate yang tak jauh dari hotel yang terletak di Jalan Cilamaya No.1 ini.

Hotel ini asri karena dikelilingi taman hijau lengkap dengan kolam air mancurnya. Semua property yang ada di kamar hotel bercita rasa jadul. Terasa hommy dan sangat betah. Mulai ranjang, lemari, kursi dan meja semua antik. Di kamar mandi juga terdapat bath tub.

Di depan hotel ada kafe yang menjual kopi enak. Bisa ngongkrong semalaman di sini karena selalu ramai dengan anak-anak muda.

Tak cukup di situ, Hotel Bumi Asih juga sangat dekat ke Factory Outlet di Jalan Riau, jika ingin mengabadikan diri di depan Gedung Sate, tinggal jalan kaki saja ke sana, ingin kulineran beli Kupat Tahu terkenal di Jalan Gempol juga dekat hanya ditempuh dengan ojek online. Lalu jika ingin main ke mall bisa menuju Bandung Indah Plaza (BIP) sambil hunting street food di sebrang BIP.

Jika kebetulan di sananya Sabtu Minggu, jangan lewatkan eksplorasi pasar pagi di kawasan gedung sate yang buka mulai pukul 6.00 dan akan bubar pada pukul 11.00. Banyak barang rumah tangga, pakaian modis, cenderamata, makanan khas Bandung yang surge banget! Ada cilok, cireng, cimol, baso yamin, batagor,seblak dan banyak lagi. Harganya bikin hati berbunga! Saya saja beli gorden putih untuk lapisan luar hanya Rp30ribu sedangkan pas di Pamulang Rp200rb bahan sama padahal.

Jalan-Jalan   

Kalau sampai di Bandung siang hari, setelah check-in bisa langsung ke Bandung Indah Plasa atau Trans Studio Mall pakai ojek online saja. Saya sarankan ke Bandung Indah Plasa saja, di sana tujuannya bukan mall sih buat saya soalnya kalau mall kan sudah biasa tapi keseruan kulineran pinggir jalannnya itu yang bikin saya pengin ke sana terus. Ditambah ada Gramedia yang lumayan lengkap.

Melangkah 50 meter dari BIP, ada Taman Balai Kota yang instagramable. Lalu sempatkan mencoba Bus Bandros buat keliling Kota Bandung, Bus ini terparkir dekat Taman Balai Kota ini.

Selesai keliling dengan Bus Bandros, makan Mie Kocok di seberang BIP. Harganya semangkuk hanya Rp13ribu rasanya luar biasa! Karena murah, membuat kelezatannya bertambah level hahaha.

Bakso di Bandung yang khas adalah Yamin. Artinya tanpa kuah dan lebih banyak kecap manis atau asin diaduk sama daun seledri jadi wangi. Kuah dan baksonya dipisah. Pada Mie nya saya sering bubuhkan banyak sambal dan kecap sampai kental. Karena kasihan sama penjualnya saya suka tambahin biaya ekstra sambal. Pokoknya beda cita rasa bakso di Bandung dan daerah lainnya. Mie nya pakai mie basah jadi lebih legit dan bumbunya menyerap banget.

Mie Kocok

Mie Yamin

Mampir juga ke Jalan Braga lokasi yang sering dituju wisatawan dari mana pun. Banyak bangunan klasik gaya Eropa dan kafe-kafe lucu. Ada aneka roti di French Bakery yang legendaris dan ngopi kocok yang enak banget.

Braga Bandung


Kenyang jalan-jalan, balik ke hotel agak larut tapi rasanya sayang ya kalau tidur apalagi belum ngantuk, akhirnya ngopi di kafe depan hotel sambil lihat lalu lalang mobil di pinggir Gedung Sate yang megah.

Tengah malam sengaja saya paksakan tidur karena besoknya sebelum pulang saya pengin makan Kupat Tahu Gempol dulu di Jalan Gempol yang tak jauh juga jika pakai ojek online. Tahu gak? Saya paksain tidur karena lemari antic pinggir tempat tidur saya tiba-tiba kebuka dengan sendirinya, isi lemari luas banget dan gelap hahaha saya kaget! Gak piker horor karena memang lemari tak saya tutup rapat saat pertama buka.

Kupat Tahu Gempol


Kupat Tahu Gempol

Pagi setengah enam saya bergegas ke Jalan Gempol dan di sana sudah antre saja, banyak bule pula! Kupat Tahu Gempol ini walau sudah terkenal dan jadi destinasi wisata di Bandung, bangunan warung tetap apa adanya seperti warung kecil biasa. Menurut pedagangnya, ini sengaja untuk mempertahankan heritage dari generasi pertamanya termasuk mempertahankan cita rasa dan resep kupat tahu yang eksis sampai sekarang juga.

Ciri khas Kupat Tahu Gempol ada pada krupuk merah yang menjadi pelengkap hidangan ini serta rasa ketupat yang legit dan tahu yang gurih khas Tahu Bandung. Sambal kacangnya juga pas kekentalannya. Pokoknya bikin pengin tambah terus! Sampai saya bungkus buat di hotel.

Pasar Cikaso

Selesai makan kupat tahu saya ke Pasar Cikaso yang sudah dapat predikat “pasar sae” atau pasar bagus dari pemerintah setempat karena sudah menjadi percontohan.


Ngapain saya ke nyempatin ke Pasar Cikaso? Karena pasar ini buat saya ada nilai sejarah dan memori mengisi kehidupan saya saat remaja. Saat SMA saya tinggal dengan saudara jadi sebagai anak yang tahu diri untuk menitipkan diri, saya membantu Bibi saya membuat kue lapis mulai belajar membuat adonan hingga menitipkannya di toko kue dan di pasar Cikaso ini.

Bayangin Tahun 1994 cuaca Bandung masih sangat dingin kalau pagi hari, saya sudah cuss ke Pasar Cikaso naik becak bersama Bibi saya diterpa angin subuh padahal mata masih sangat ngantuk. Saya sudah mulai perjuangan dari sini.

Dan di perjalanan dari rumah ke pasar ini saya sambil membayangkan kesuksesan di masa datang dan semua toko yang ada di pasar ini seolah menjadi saksi apa yang saya pikirkan.

Kesan lainnya, pasar ini bersih, semua makanan berkualitas dan kalau beli daging atau ikan sangat segar. Ada pemukiman rumah dekat pasar ini yang bersih juga namanya Jalan Cihanjuang, Jalan Ciganea dan lain-lain yang sangat alami karena masih banyak bangunan asli di sana yang dindingnya menggunakan papan atau anyaman bambu. Jadi, kalau jalan-jalan ke pasar ini banyak yang bisa didapat dan bisa dilihat tentunya. Bahkan buat yang gak ada story dengan pasar ini secara langsung.

Selesai kangen-kangenan dengan keliling pasar, saya istirahat sambil menyantap Batagor seharga Rp6000 namun dari segi rasa dan porsi ini patut dihargai Rp20Ribu.


Waktunya pulang saya balik dulu ke hotel mandi, beberes dan check out lalu ke Stasiun Kiaracondong untuk balik Jakarta dan tetap mampir di Bakso lagi sebelum masuk stasiun hehehe.

 

 


  • Share:

You Might Also Like

18 comments

  1. Semua kulinernya menggoda selera banget, apalagi kupat tahunya😋😋, jadi pengen kapan2 main kesana dan icip2 kuliner serta ke tempat wisatanya.

    ReplyDelete
  2. Duh kangen kupat tahu gempol, favorit pisan, duku hampir tiap hari minggu ke sana sengaja makan kupat tahu gempol, trus jajan roti gempol buat dibawa pulang

    ReplyDelete
  3. Jadi pengen nginep kesana kalau main ke Bandung, makasih tulisannya Teh Ani.

    ReplyDelete
  4. Semua destinasinya kesukaan saya semua. Saya pernah nginep di Bumi Asih hampir seminggu sekali selama sebulan, selain harganya relatif murah, saya suka suasana bangunan khas peninggalan Belanda dan suasana klasik. Selai roti buat sarapannya enak, itu bikinan sendir, resep asli Belanda.

    ReplyDelete
  5. kangen banget sama Bandung, pertama kali ke Bandung dulu nginep di Cherry Homes situ daerah pasteur.
    Dan suasana Bandung bikin aku jatuh cinta langsung.

    Semoga pandemi ini berakhir segera, supaya bisa ke Bandung lagi.

    ReplyDelete
  6. serius aku pernhah bgt hampir nginep di hotel bumi asih waktu itu tp gajadi krn diajak nginep ketempat temen. baru tau kalo di kamar mandinya pake bath up. jadi tertarik buat nginep disana nanti kalo ke bandung lagi

    ReplyDelete
  7. Dari hotel bumi asih itu dekat ke cuankie paling enak sedunia. Cuankie Serayu. Raos pisan harga terjangkau pula. Bandung memang ga pernah kekurangan tempat wisata

    ReplyDelete
  8. Aku juga naik bandros teh waktu di bandung januari lalu, pengalaman yg sangat menyenangkan banget. Anw yang kupat gempolnya sih yg belom kesampean, karena waktu itu ke bandungnya PP. Next ke bandung wajib banget nuh kupat gempol nya;)

    ReplyDelete
  9. Aku penasaran banget sama kupat tahu gempolnya teh. Di kampung ibuku Pacitan juga ada kupat tahu. Tapi bentuk penyajiannya beda. Klo yg di pacitan itu ada kuah kayak sayur gitu terus isinya banyakan toge heheeh.

    ReplyDelete
  10. Jadi kangen pengen pulang ke Bandung. Pengen cobain staycation di hotel Bumi Asik. Soalnya lokasinya cukup strategis. Dan suasananya unik banget, ya

    ReplyDelete
  11. Rekomendasi nih klo ke Bandung, si Mondi sieunenun teu nya haha.

    ReplyDelete
  12. Fokus sama hotelnya. Suasananya cocok banget buat yang suka sejarah. Aku pribadi kalau pergi sendiri suka lokasi kayak gini karena bisa memantik ide menulis, tapi kalau sama anak-anak kayaknya mundur dulu, takut mereka megang2in barang2nya bisa berabe kalau ada yang rusak, hehe. Beberapa tempat sudah kukunjungi, nih, tapi kalau ke pasar memang belum. Belum ada satu pasar pun di Bandung yang pernah kudatangi.

    ReplyDelete
  13. Hotelnya ala ala vintage gitu ya teh? Btw mie yamin aku juga suka hehe pertama kali makan malah pas di Jakarta

    ReplyDelete
  14. Terima kasih Teh atas sharingnya. Sebelum pandemi juga sering ke Bandung tapi ga tahu ada kupat tahu Gempol yang hitz. Semoga pas nanti kesana lagi bisa cobain.

    ReplyDelete
  15. Teeeh, Jl. Riau dekat dengan kost-anku dulu, enak disana dekat kemana2 ke tempat asik ya Teh, dan kulinerannya gak abis-abis. Pasti sekarang sudah banyak berubah deh, jadi kangeeen. Trus aku malah penasaran pengen nginep di Hotel yang sama, dengan budget minim tapi fasilitasnya bagus, ada bathtub pulaaaa, walau katanya spooky ya Teh disana, wkwkwk

    ReplyDelete
  16. Ini hotel yang waktu itu yang teteh cerita, yuk ah next staycation disini juga teh.

    ReplyDelete
  17. Saya klo denger Bandung inget si Dilan, teh. Hehe.. Pasar cikaso belum pernah dikunjungin nih. Secara saya suka banget jalan2 ke pasar tradisional yg bisa nawar2 gitu

    ReplyDelete
  18. Aku sering kebandung pas awal Januari juga kesana sebelum pandemi tapi blm pernah dan nemu makanan namanya kupat tahu gempol

    ReplyDelete