“Enaknya ke mana dulu ya kalau ke Bandung? Bingung soalnya banyak tempat menarik dan ikonik di sana.” Pertanyaan sekaligus pernyataan seperti ini sering saya dengar dari teman-teman yang hendak berlibur di Bandung. Apalagi buat yang baru pertama kali ke sana. Pasti bingungnya ingin semua terjelajah namun waktunya terbatas. Karena waktu cuti yang tak lama atau ada urusan lainnya.
Saya akan bagi tips wisata ke
Bandung 2 hari 1 malam tanpa melewatkan tempat-tempat ikonik dan bisa nongki di
tempat hang out hits juga kulineran
yang lezat, khas dan sangat ramah budget.
Dijamin kenyang makan, kenyang suasana menyenangkan plus kenyang pengalaman.
Berikut pengalaman saya saat ada
kerjaan di Bandung namun harus standby pagi banget dan pulang larut. Jadi gak
mungkin kalau tidur di rumah orangtua di Cibiru yang di pinggiran Kota Bandung
dan daerah macet parah. Jadilah nginap di hotel yang dekat dengan venue acara.
Setelah menengok orangtua dulu sebentar.
Buat yang baru ke Bandung atau
mau jalan-jalan lagi ke Bandung, pilih hotel yang strategis dan dekat ke
tempat-tempat yang asyik buat didatangi atau dinikmati suasananya.
Hotel Dekat Tempat Ikonik Gedung Sate
Pilihan saya jatuh ke Hotel Bumi Asih karena saya ingin
suasana hotel yang tak mainstream datar-datar saja. Jadi, Hotel pilihan saya
ini yang jadi pertimbangan pertama adalah soal harga, budget di bawah 300rb.
Saat itu saya dapat 250rb pas promo. Kelebihan lainnya adalah bangunan yang
khas dan unik serta ada nilai sejarahnya karena hotel ini dibangun sejak 1945.
Berada di hotel ini membuat saya
serasa menembus lorong waktu ke masa tahun 40-an yang penuh sejarah dan memori
klasik. Serasa ada di film-film kuno yang pernah saya tonton. Ini untuk kamar
yang saya pilih bergaya lama sebenarnya di depan ada kamar-kamar baru yang
bergaya kekinian tapi saya gak tertarik. Suka yang klasik begini.
Menurut resepsionis, hotel ini
dulu tempat persinggahan para pejabat dan orang-orang penting dari seluruh
dunia yang sedang berbisnis atau ada kepentingan ke Kantor Gubernur di Gedung
Sate yang tak jauh dari hotel yang terletak di Jalan Cilamaya No.1 ini.
Hotel ini asri karena dikelilingi
taman hijau lengkap dengan kolam air mancurnya. Semua property yang ada di
kamar hotel bercita rasa jadul. Terasa hommy
dan sangat betah. Mulai ranjang, lemari, kursi dan meja semua antik. Di kamar
mandi juga terdapat bath tub.
Di depan hotel ada kafe yang
menjual kopi enak. Bisa ngongkrong semalaman di sini karena selalu ramai dengan
anak-anak muda.
Tak cukup di situ, Hotel Bumi
Asih juga sangat dekat ke Factory Outlet di Jalan Riau, jika ingin mengabadikan
diri di depan Gedung Sate, tinggal jalan kaki saja ke sana, ingin kulineran
beli Kupat Tahu terkenal di Jalan Gempol juga dekat hanya ditempuh dengan ojek
online. Lalu jika ingin main ke mall bisa menuju Bandung Indah Plaza (BIP)
sambil hunting street food di sebrang
BIP.
Jika kebetulan di sananya Sabtu
Minggu, jangan lewatkan eksplorasi pasar pagi di kawasan gedung sate yang buka
mulai pukul 6.00 dan akan bubar pada pukul 11.00. Banyak barang rumah tangga,
pakaian modis, cenderamata, makanan khas Bandung yang surge banget! Ada cilok,
cireng, cimol, baso yamin, batagor,seblak dan banyak lagi. Harganya bikin hati
berbunga! Saya saja beli gorden putih untuk lapisan luar hanya Rp30ribu
sedangkan pas di Pamulang Rp200rb bahan sama padahal.
Jalan-Jalan
Kalau sampai di Bandung siang
hari, setelah check-in bisa langsung ke Bandung Indah Plasa atau Trans Studio
Mall pakai ojek online saja. Saya sarankan ke Bandung Indah Plasa saja, di sana
tujuannya bukan mall sih buat saya
soalnya kalau mall kan sudah biasa tapi keseruan kulineran pinggir jalannnya
itu yang bikin saya pengin ke sana terus. Ditambah ada Gramedia yang lumayan
lengkap.
Melangkah 50 meter dari BIP, ada
Taman Balai Kota yang instagramable.
Lalu sempatkan mencoba Bus Bandros buat keliling Kota Bandung, Bus ini terparkir
dekat Taman Balai Kota ini.
Selesai keliling dengan Bus
Bandros, makan Mie Kocok di seberang BIP. Harganya semangkuk hanya Rp13ribu
rasanya luar biasa! Karena murah, membuat kelezatannya bertambah level hahaha.
Bakso di Bandung yang khas adalah Yamin. Artinya tanpa kuah dan lebih banyak kecap manis atau asin diaduk sama daun seledri jadi wangi. Kuah dan baksonya dipisah. Pada Mie nya saya sering bubuhkan banyak sambal dan kecap sampai kental. Karena kasihan sama penjualnya saya suka tambahin biaya ekstra sambal. Pokoknya beda cita rasa bakso di Bandung dan daerah lainnya. Mie nya pakai mie basah jadi lebih legit dan bumbunya menyerap banget.
Mie Kocok |
Mie Yamin |
Mampir juga ke Jalan Braga lokasi yang sering dituju wisatawan dari mana pun. Banyak bangunan klasik gaya Eropa dan kafe-kafe lucu. Ada aneka roti di French Bakery yang legendaris dan ngopi kocok yang enak banget.
Braga Bandung |
Kenyang jalan-jalan, balik ke
hotel agak larut tapi rasanya sayang ya kalau tidur apalagi belum ngantuk,
akhirnya ngopi di kafe depan hotel sambil lihat lalu lalang mobil di pinggir
Gedung Sate yang megah.
Tengah malam sengaja saya paksakan
tidur karena besoknya sebelum pulang saya pengin makan Kupat Tahu Gempol dulu
di Jalan Gempol yang tak jauh juga jika pakai ojek online. Tahu gak? Saya paksain tidur karena lemari antic pinggir
tempat tidur saya tiba-tiba kebuka dengan sendirinya, isi lemari luas banget
dan gelap hahaha saya kaget! Gak piker horor karena memang lemari tak saya
tutup rapat saat pertama buka.
Kupat Tahu Gempol
Kupat Tahu Gempol |
Pagi setengah enam saya bergegas
ke Jalan Gempol dan di sana sudah antre saja, banyak bule pula! Kupat Tahu
Gempol ini walau sudah terkenal dan jadi destinasi wisata di Bandung, bangunan warung
tetap apa adanya seperti warung kecil biasa. Menurut pedagangnya, ini sengaja
untuk mempertahankan heritage dari generasi pertamanya termasuk mempertahankan
cita rasa dan resep kupat tahu yang eksis sampai sekarang juga.
Ciri khas Kupat Tahu Gempol ada
pada krupuk merah yang menjadi pelengkap hidangan ini serta rasa ketupat yang
legit dan tahu yang gurih khas Tahu Bandung. Sambal kacangnya juga pas
kekentalannya. Pokoknya bikin pengin tambah terus! Sampai saya bungkus buat di
hotel.
Pasar Cikaso
Selesai makan kupat tahu saya ke
Pasar Cikaso yang sudah dapat predikat “pasar sae” atau pasar bagus dari
pemerintah setempat karena sudah menjadi percontohan.
Ngapain saya ke nyempatin ke
Pasar Cikaso? Karena pasar ini buat saya ada nilai sejarah dan memori mengisi
kehidupan saya saat remaja. Saat SMA saya tinggal dengan saudara jadi sebagai
anak yang tahu diri untuk menitipkan diri, saya membantu Bibi saya membuat kue
lapis mulai belajar membuat adonan hingga menitipkannya di toko kue dan di
pasar Cikaso ini.
Bayangin Tahun 1994 cuaca Bandung
masih sangat dingin kalau pagi hari, saya sudah cuss ke Pasar Cikaso naik becak bersama Bibi saya diterpa angin
subuh padahal mata masih sangat ngantuk. Saya sudah mulai perjuangan dari sini.
Dan di perjalanan dari rumah ke
pasar ini saya sambil membayangkan kesuksesan di masa datang dan semua toko
yang ada di pasar ini seolah menjadi saksi apa yang saya pikirkan.
Kesan lainnya, pasar ini bersih,
semua makanan berkualitas dan kalau beli daging atau ikan sangat segar. Ada
pemukiman rumah dekat pasar ini yang bersih juga namanya Jalan Cihanjuang,
Jalan Ciganea dan lain-lain yang sangat alami karena masih banyak bangunan asli
di sana yang dindingnya menggunakan papan atau anyaman bambu. Jadi, kalau
jalan-jalan ke pasar ini banyak yang bisa didapat dan bisa dilihat tentunya.
Bahkan buat yang gak ada story dengan pasar ini secara langsung.
Selesai kangen-kangenan dengan
keliling pasar, saya istirahat sambil menyantap Batagor seharga Rp6000 namun
dari segi rasa dan porsi ini patut dihargai Rp20Ribu.
Waktunya pulang saya balik dulu
ke hotel mandi, beberes dan check out lalu ke Stasiun Kiaracondong untuk balik
Jakarta dan tetap mampir di Bakso lagi sebelum masuk stasiun hehehe.
18 comments
Semua kulinernya menggoda selera banget, apalagi kupat tahunya😋😋, jadi pengen kapan2 main kesana dan icip2 kuliner serta ke tempat wisatanya.
ReplyDeleteDuh kangen kupat tahu gempol, favorit pisan, duku hampir tiap hari minggu ke sana sengaja makan kupat tahu gempol, trus jajan roti gempol buat dibawa pulang
ReplyDeleteJadi pengen nginep kesana kalau main ke Bandung, makasih tulisannya Teh Ani.
ReplyDeleteSemua destinasinya kesukaan saya semua. Saya pernah nginep di Bumi Asih hampir seminggu sekali selama sebulan, selain harganya relatif murah, saya suka suasana bangunan khas peninggalan Belanda dan suasana klasik. Selai roti buat sarapannya enak, itu bikinan sendir, resep asli Belanda.
ReplyDeletekangen banget sama Bandung, pertama kali ke Bandung dulu nginep di Cherry Homes situ daerah pasteur.
ReplyDeleteDan suasana Bandung bikin aku jatuh cinta langsung.
Semoga pandemi ini berakhir segera, supaya bisa ke Bandung lagi.
serius aku pernhah bgt hampir nginep di hotel bumi asih waktu itu tp gajadi krn diajak nginep ketempat temen. baru tau kalo di kamar mandinya pake bath up. jadi tertarik buat nginep disana nanti kalo ke bandung lagi
ReplyDeleteDari hotel bumi asih itu dekat ke cuankie paling enak sedunia. Cuankie Serayu. Raos pisan harga terjangkau pula. Bandung memang ga pernah kekurangan tempat wisata
ReplyDeleteAku juga naik bandros teh waktu di bandung januari lalu, pengalaman yg sangat menyenangkan banget. Anw yang kupat gempolnya sih yg belom kesampean, karena waktu itu ke bandungnya PP. Next ke bandung wajib banget nuh kupat gempol nya;)
ReplyDeleteAku penasaran banget sama kupat tahu gempolnya teh. Di kampung ibuku Pacitan juga ada kupat tahu. Tapi bentuk penyajiannya beda. Klo yg di pacitan itu ada kuah kayak sayur gitu terus isinya banyakan toge heheeh.
ReplyDeleteJadi kangen pengen pulang ke Bandung. Pengen cobain staycation di hotel Bumi Asik. Soalnya lokasinya cukup strategis. Dan suasananya unik banget, ya
ReplyDeleteRekomendasi nih klo ke Bandung, si Mondi sieunenun teu nya haha.
ReplyDeleteFokus sama hotelnya. Suasananya cocok banget buat yang suka sejarah. Aku pribadi kalau pergi sendiri suka lokasi kayak gini karena bisa memantik ide menulis, tapi kalau sama anak-anak kayaknya mundur dulu, takut mereka megang2in barang2nya bisa berabe kalau ada yang rusak, hehe. Beberapa tempat sudah kukunjungi, nih, tapi kalau ke pasar memang belum. Belum ada satu pasar pun di Bandung yang pernah kudatangi.
ReplyDeleteHotelnya ala ala vintage gitu ya teh? Btw mie yamin aku juga suka hehe pertama kali makan malah pas di Jakarta
ReplyDeleteTerima kasih Teh atas sharingnya. Sebelum pandemi juga sering ke Bandung tapi ga tahu ada kupat tahu Gempol yang hitz. Semoga pas nanti kesana lagi bisa cobain.
ReplyDeleteTeeeh, Jl. Riau dekat dengan kost-anku dulu, enak disana dekat kemana2 ke tempat asik ya Teh, dan kulinerannya gak abis-abis. Pasti sekarang sudah banyak berubah deh, jadi kangeeen. Trus aku malah penasaran pengen nginep di Hotel yang sama, dengan budget minim tapi fasilitasnya bagus, ada bathtub pulaaaa, walau katanya spooky ya Teh disana, wkwkwk
ReplyDeleteIni hotel yang waktu itu yang teteh cerita, yuk ah next staycation disini juga teh.
ReplyDeleteSaya klo denger Bandung inget si Dilan, teh. Hehe.. Pasar cikaso belum pernah dikunjungin nih. Secara saya suka banget jalan2 ke pasar tradisional yg bisa nawar2 gitu
ReplyDeleteAku sering kebandung pas awal Januari juga kesana sebelum pandemi tapi blm pernah dan nemu makanan namanya kupat tahu gempol
ReplyDelete